6QzAWNxu9vUZqZPudZXN62uj7V3RGVqOpo1M316P
Bookmark

Benarkah Yesus Adalah Tuhan ?

Benarkah Yesus Adalah Tuhan, Tips Rohani, Edukasi Rohani, Inspirasi Rohani, Motivasi Rohani, Fakta Alkitab, Pedoman Rohani, Quotes Rohani, Pelajaran Rohani, Santapan Rohani, Santapan Harian, Kesaksian Rohani, Pengalaman Rohani, Devotional, Alkitab Kristen, Kata Alkitab, Tokoh Kristen, Gereja, Pemuda Kristen, Pemuda Kreatif, Pemuda Berkualitas, Tafsir Alkitab, Sakramen Kristen, Nazar, Paskah, Natal, Christmas, Yesus Kristus, Tuhan Yesus, Yesus, Allah Kristen, Israel, Yerusalem, Kata-kata Motivasi Kristen, Kata Mutiara Kristen
Benarkah Yesus Adalah Tuhan ?
Sadutu-sabhori.com - Benarkah Yesus adalah Tuhan ? Ini adalah pertanyaan yang banyak sekali muncul di media sosial, banyak video youtube juga ramai dengan konten yang membicarakan tentang Ketuhanan Yesus dan memang banyak yang tidak mengakui Yesus adalah Tuhan. Namun itu bukan persoalan bagi anda yang benar-benar percaya.

Dalam iman Kristen, keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan adalah salah satu pilar utama. Bagi umat Kristen, Yesus dianggap sebagai Anak Allah yang menjadi inkarnasi Allah sendiri. Alkitab Kristen, terutama Perjanjian Baru, memberikan bukti dan ajaran mengenai keilahian Yesus.

Lihat Juga Bacaan Tentang :
Dalam Kitab Injil, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan. Misalnya, dalam Yohanes 10:30, Yesus berkata, "Aku dan Bapa adalah satu." Dalam Yohanes 14:9, Yesus juga berkata, "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa."

Selain itu, dalam kehidupan Yesus, banyak mukjizat yang dilakukan-Nya yang menunjukkan kuasa ilahi. Ia menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan mengendalikan alam. Masyarakat pada waktu itu juga mengakui kuasa-Nya.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Kami telah merangkumnya menjadi beberapa alasan yang sudah umum terjadi.

6 Alasan umum orang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan :

1. Karena Keyakinan Agama Yang Berbeda

Orang yang mempraktikkan agama lain mungkin memiliki keyakinan yang berbeda tentang Tuhan atau tidak mengakui Yesus sebagai figur ilahi. Sehingga tidak bisa dipaksakan untuk mereka harus percaya bahwa Yesus sebagai Tuhan.

Menjadi hal lumrah jika orang yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan menolak untuk percaya dan meyakini apa yang tidak mereka akui. Hal ini bisa menjadi pemicu masalah jika dipaksakan mereka harus mengakui atau percaya. 

Begitu juga dengan orang Kristen yang tidak percaya dan meyakini apa yang dipercayai di luar Kristen. Harus memiliki sikap menghormati apa yang diyakini orang dari agama lain sebagai wujud toleransi yang nyata.

2. Ketidaktahuan atau kurangnya informasi

Beberapa orang mungkin tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang Yesus, ajaran-Nya, atau bukti sejarah yang mendukung klaim-Nya sebagai Tuhan. Kurangnya informasi ini bisa mempengaruhi keyakinan mereka.

Tidak hanya orang di luar Kristen yang kurang informasi dan pemahaman tentang Yesus, masih ada orang Kristen pun terkadang belum memiliki pemahaman yang jelas dan benar tentang Yesus adalah Tuhan. Sehingga mereka ragu akan ketuhanan Yesus.

Hal ini berakibat langsung pada sikap hati dan tindakan nyata yang tidak begitu dalam dan serius ketika mengamalkan nilai-nilai kekristenan dan kehidupan yang benar yang sesuai dengan Firman Tuhan.

3. Pengalaman hidup atau traumatis

Pengalaman hidup yang buruk atau traumatis dapat mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap Tuhan. Mereka mungkin merasa bahwa jika Tuhan benar-benar ada, maka tidak akan ada penderitaan atau kejahatan yang begitu banyak di dunia ini.

Hal ini erat kaitannya dengan pemahaman yang kurang tentang keberadaan Yesus sebagai Tuhan dan nilai-nilai kekristenan yang sudah diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Yesus mengajarkan kekristenan bukan hal kenyamanan namun soal memikul salib sebagai bagian dari penderitaan yang dialami saat melakukan kebenaran Firman Tuhan.

Kejahatan dan hal-hal buruk yang terjadi tidak merepresentasikan bahwa Yesus bukan Allah, namun setiap kejahatan yang terjadi adalah bagian dari sebuah proses yang harus dialami orang percaya, agar mereka selalu kuat karena keberadaan Allah yang tidak membiarkan mereka sendiri.

4. Argumen filsafat atau logika

Beberapa orang mungkin memiliki keraguan logis atau argumen filosofis terhadap klaim bahwa Yesus adalah Tuhan. Mereka mungkin merasa bahwa klaim tersebut tidak konsisten atau tidak masuk akal dari sudut pandang logika atau filsafat.

Namun keyakinan bukalah hal yang berurusan dengan logika semata. Keberadaan Yesus tidak bisa diukur hanya dengan sesuatu yang masuk akal saja namun juga keyakinan atau iman, serta bukti historis yang tertulis dalam Alkitab.

5. Pengaruh budaya atau lingkungan

Budaya atau lingkungan di mana seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi keyakinan agama mereka. Jika lingkungan tersebut tidak mendukung atau bahkan menentang keyakinan akan keilahian Yesus, maka seseorang mungkin tidak percaya bahwa Dia adalah Tuhan.

Alkitab mengajarkan soal komunitas atau persekutuan yang selalu mempelajari Firman Tuhan secara terus menerus. Semakin banyak pemahaman terhadap Firman Tuhan, akan membantu seseorang bisa menentukan keyakinan yang lebih tepat, sehingga ketidakpercayaan terhadap keilahian Yesus terbantahkan walaupun ada pengaruh lingkungan sekitar.

6. Keraguan terhadap keberadaan Tuhan

Beberapa orang secara umum meragukan keberadaan Tuhan. Mereka mungkin memiliki pandangan ateis atau agnostik dan oleh karena itu tidak akan mempercayai klaim bahwa Yesus adalah Tuhan.

Meskipun demikian sebagai orang Kristen tidak bisa memaksakan apa yang diyakini kepada mereka yang meragukan keberadaan Tuhan. Tunjukan saja bahwa kebenaran tentang keberadaan Yesus benar-benar ada namun hanya melalui sikap dan tindakan nyata yang bisa dilihat.

Tentu akan sangat berbeda jika seseorang yang memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan, akan mengikuti apa yang dilakukan Yesus sebagai teladan, sehingga hal itu akan membawa pengaruh yang sangat kuat bagi mereka yang tidak percaya akan keberadaan Yesus sebagai Tuhan.

Setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang berbeda, yang dapat mempengaruhi keyakinan mereka. Ketika berinteraksi dengan orang yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, penting untuk mendengarkan, menghormati pandangan mereka, dan terlibat dalam diskusi yang saling menghormati.

Sebagai orang Kristen jangan pernah terpengaruh ketika orang lain memiliki keraguan akan keberadaan Yesus sebagai Tuhan. Jadikan apa yang tidak diyakini orang lain itu sebagai hal yang bisa memperkaya pemahaman rohani anda dengan tetap percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sesuai perkataan Yesus yang membuktikan bahwa dia adalah Tuhan pada saat pencobaan di padang gurun yaitu "Jangan Mencobai Tuhan Allahmu".

Jika anda diberkati dengan artikel ini, silahkan bagikan melalui whatsapp, telegram, facebook, twitter dan media sosial lainnya kepada orang-orang yang anda kasihi agar mereka juga diberkati dan mendapat inspirasi baru. Tekan pada Tombol Subscribe dibawah ini untuk mendapatkan update terbaru dari Blog Ini. Terimakasih