5 Hal Yang Membahayakan Masa Depan Gereja

Renungan harian, gereja, inspirasi, motivasi Kristen



Kalau kita membaca berita di berbagai media, ada banyak orang yang sudah tidak mempedulikan gereja. Mereka sudah tidak lagi percaya kepada gereja dan perannya di tengah-tengah masyarakat. Jika hal seperti ini terus terjadi, maka tentu sangat membahayakan masa depan gereja.

Hal ini disebabkan banyak pemimpin-pemimpin gereja yang menyalahgunakan fungsi dan peran gereja atau membelokan gereja untuk keuntungan pribadi. Hal ini benar-benar terjadi dan menjadi pokok persoalan utama gereja dari hari ke hari. 

Poin-poin penting yang menjadi sorotan dalam setiap organisasi gereja sangat jelas ditemukan yaitu persoalan mengenai keuangan gereja yang menjadi hal yang terus dibicarakan.

Dengan terjadinya hilang kepercayaan banyak orang atau masyarakat kepada gereja, tentu menjadi peringatan keras bagi gereja untuk lebih cepat menyadari dan menata ulang pengelolaan gereja sesuai dengan Firman Tuhan.

Untuk itu jika gereja tidak ingin hilang kepercayaan maka seharusnya perhatikan beberapa hal yang menjadi bahaya bagi masa depan gereja.

5 hal yang bisa membahayakan masa depan gereja :

1. Orientasi Selalu Pada Uang

Ada satu pernyataan khas dari pemimpin-pemimpin gereja yang seringkali diutarakan dan sudah dianggap hal biasa yakni "Pelayanan Tidak bisa berjalan dengan baik jika gereja tidak memiliki uang." Mungkin pernyataan seperti ini dianggap hal biasa, bahkan sekilas kalimat ini terkesan benar. 

Namun ketika kita melihat pada Firman Tuhan mengenai gereja mula-mula, maka sangat jauh berbeda. Gereja pada awalnya bukan terdiri dari orang-orang yang kaya atau memiliki uang yang banyak dalam pelayanan.

Murid-murid pada awalnya adalah orang-orang biasa. Namun ketulusan mereka menanggapi atau merespon panggilan pelayananlah yang membuat gereja memiliki mutu dan pertumbuhan yang pesat, walaupun di tengah berbagai kesulitan.

Bagi mereka yang yang memiliki peran penting dalam gereja, sudah hal lumrah jika gereja dianggap sebagai pabrik uang. Makanya, banyak sekali yang berlomba-lomba jadi pendeta dan penginjil walaupun bukan panggilan Tuhan. Hal ini bisa dibuktikan dalam perjalanan pelayanan dan gaya hidup mereka yang sangat disesalkan.

2. Tidak Memberikan Kesempatan kepada Generasi Muda untuk memimpin

Gereja dengan model seperti ini selalu didominasi oleh mereka yang tua, itu bisa terjadi secara turun-temurun tanpa mengijinkan yang muda untuk memimpin atau menggantikan mereka.

Padahal gereja sebenarnya wadah atau ruang dimana bagi mereka yang muda untuk bisa belajar sekaligus diajarkan untuk menjadi pemimpin yang akan menggantikan mereka yang sudah tua. 

3. Hilang Karakter Melayani, maunya dilayani

Kalau kita melihat dalam dunia bisnis atau usaha dan kehidupan sekuler, maka tidak heran seorang pemimpin dan orang-orang penting dalam sebuah perusahaan mendapakan pelayanan dan perlakuan khusus.

Itu juga biasa terjadi pada dunia pemerintahan yang memberikan pelayanan khusus kepada pemimpin atau pejabat dalam berbagai hal. Misalnya membukakan pintu mobil, dan pelayanan lain sebagainya. Hal seperti ini biasa terjadi pada pejabat pemerintah atau perusahaan besar.

4. Kehidupan yang tertutup atau tidak transparan kepada jemaat

Ada satu hal penting dalam berorganisasi atau berkomunitas yang sehat, yakni keterbukaan antara sesama anggota atau semua elemen didalamnya. Apa yang terjadi jika pada akhirnya dalam sebuah gereja tidak ada keterbukaan antara pemimpun dan jemaatnya ?

Hal ini ditandai dengan semua pihak terutama pemimpin gereja tidak memiliki inisiatif dan membuka kesempatan untuk terbuka dalam percakapan atau hal-hal lainnya dengan jemaat.

Memang satu keterbukaan pemimpin tidak harus disampaikan kepada semua level jemaat, namun dalam lingkaran kepemimpinan dan bagian-bagian yang membawahi seluruh jemaat tentu ada keterbukaan yang jelas.

Agar setiap level pemimpin bisa menyalurkan apa yang sesungguhnya terjadi dalam gereja kepada seluruh jemaat sesuai dengan pemahaman dan kelasnya. Jika hal seperti ini tidak dilakukan, tentu menjadi tanda tanya bagi sebagian jemaat akan hal-hal yang tidak mereka ketahui.

5. Firman Tuhan Dimanfaatkan 

Mungkin ini sedikit lebih sensitif bagi sebagian besar pemimpin gereja, namun ini harus disampaikan agar jemaat bisa memahami Firman Tuhan dengan jelas.

Sudah tidak asing lagi hal seperti ini, seorang pemimpin gereja demi menjaring sebanyak-banyaknya pemberian jemaat melalui Persepuluhan dengan memanfaatkan bagian-bagian Firman Tuhan untuk meyakinkan jemaat.

Mungkin kita sudah sering mendengar khotbah seorang pendeta yang menekankan Persepuluhan kepada jemaatnya dengan berkata "Memberi Persepuluhan, maka Tuhan akan mengembalikan berlipat kali ganda Berkat."

Kalimat seperti ini secara sepintas akan dianggap benar oleh jemaat yang sama sekali tidak memahami dasar dari memberikan Persepuluhan. Sehingga mereka juga berlomba-lomba memberikan Persepuluhan dengan imimg-iming berkat yang melimpah.

Sementara Alkitab tidak mengajarkan soal pemberian Persepuluhan untuk mendapatkan berkat yang lebih besar dikemudian hari. Alkitab mengajarkan dasar pemberian Persepuluhan adalah sebuah ketaatan akan bagian atau hak Tuhan dan bukti bahwa kita telah diberkati.

Jika gereja tidak mengajarkan Firman Tuhan dengan benar kepada jemaat namun berusaha mengambil kesempatan untuk menerima sesuatu dari jemaat dengan alasan melakukan Firman Tuhan, maka ini adalah hal yang sangat menyimpang.

Tuhan memanggil gereja untuk menjalankan panggilan mulia dan menjalankannya secara murni sebagai tempat persekutuan orang-orang kudus. Namun ketika panggilan Tuhan dipakai untuk keuntungan pribadi maka ini adalah  bahaya yang sangat serius terhadap masa depan gereja.

Ingatlah Firman Tuhan berkata dalam Matius 28:19-20 "Kerena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.